Valentine 2014 dan 2015: Ini Cerita Saya, Bagaimana Ceritamu?
Hari Valentine adalah hari kasih
sayang. Biasanya pada momen ini banyak orang akan memberikan cokelat atau bunga
kepada orang yang mereka kasihi; pacar, sahabat; atau kerabat dekat mereka.
Tetapi, ada sisi lain dari peristiwa di hari Valentine tersebut, sedih, senang,
dan bahkan WOW! Mungkin saja ini adalah ceritanya….
Hari Valentine tahun lalu di tahun
2014 menjadi sebuah peristiwa yang begitu menarik, karena di Kota Jogjakarta
ini terkena abu vulkanik dari Gunung Kelud. Memang, Gunung Kelud berlokasi
sangat jauh dari Kota Jogjakarta, namun bagaimana lagi karena arah angin menuju
ke arah barat sehingga abu vulkanik tersebut sampai di Kota Jogjakarta ini.
Hari itu bertepatan dengan hari Jumat
di mana saya memasuki awal semester 2. Pagi hari yang biasanya cerah, namun
kali itu mendung menaungi langit Kota Jogjakarta ini. Terdengar suara Bapak
pagi itu, “Hujan abu.” Saya tidak tahu dari manakah asal abu vulkanik tersebut.
Gunung Merapi? Sepertinya tidak terdengar kabar akan meletus.
Hari itu saya juga tidak berpikir
panjang. Saya tetap nekad untuk berangkat kuliah. Hari Jumat di mana pelajaran
akan dimulai pukul 7:00 WIB. Dengan mengenakan jaket, masker, sarung tangan,
dan jas hujan, saya langsung memacu motor bebek berwarna biru itu. Abu vulkanik
yang turun sangat tebal, jarak pandang pun tak sampai seratus meter, mungkin
juga hanya dua meter. Lampu sign saya
nyalakan di sepanjang jalan sebagai sinyal bahwa ada kendaraan yang melintas.
Sesekali saya membersihkan kaca helm yang tertutup abu. Entah apa yang saya
pikirkan di saat itu. Kuliah! Saya bahkan tidak memikirkan keselamatan jiwa
saya sendiri jika sewaktu-waktu jatuh terpeleset atau ditubruk kendaraan lain.
Pukul tujuh kurang, akhirnya saya
sampai kampus dengan selamat. Sepi. Suasana itu yang ada di sana. Apakah kuliah ditiadakan? Itu yang ada
di benak saya. Setelah mencuci tangan di kamar mandi, saya berjumpa dengan
salah seorang teman sekelas saya yang bernama Juan. Kami menunggu
ketidakpastian di lorong kampus. Tak berselang lama, teman saya yang bernama
Doni dan Evan datang. Kami berempat duduk seperti orang linglung. Hahaha.
“Kuliah ditiadakan. Nih kabar dari WR
III,” kata Evan setelah membaca pesan singkat di ponselnya. Oke sip! Batinku lagi. Sembari menunggu
hujan abu reda, saya dan ketiga teman saya pergi ke aula. Di aula yang luas dan
sedikit gelap itu, kami berempat malah bercerita hal-hal seram. Sungguh
menakjubkan. Terutama teman saya yang bernama Doni, entah apa yang
diceritakannya. Di ruangan yang besar itu, sesekali terdengar bunyi gemuruh,
mungkin dari Gunung Kelud batin kami masing-masing. Setelah selang beberapa jam
menunggu di aula, saya berpamitan pulang kepada ketiga teman saya itu.
“Hati-hati di jalan ya,” pesan mereka.
Tahun 2014 menjadi Grey Valentine. Hari Valentine yang
seharusnya dirayakan dengan gembira malah menjadi Hari Valentine yang bisa
dikatakan suram. Rencana Tuhan memang tidak ada yang bisa menebak.
Jalanan terlihat seperti hujan salju,
licin dan bisa dikatakan berbahaya. Puji Tuhan, saya sampai di rumah dengan
selamat. Si biru tidak berbentuk lagi, tertutup abu vulkanik. Tak berselang
lama setelah selesai membersihkan si biru, ada pesan masuk di ponsel saya,
“Sari, tau gak? Gak lama setelah kamu pulang, di aula kami lihat kucing hitam.
Sorot matanya melihat ke arah kami.” Mungkin
kah ini efek dari cerita horor yang kami ceritakan tadi? Pertanyaan itu
kembali muncul dibenak saya.
***
Setahun telah berlalu. Tahun 2014
sudah berakhir dan tahun 2015 datang menyambut. Hari Valentine tahun 2015 ini
sama seperti hari biasa hanya saja banyak orang yang antusias untuk
menyambutnya. Bertukar cokelat ataupun bunga. Kebahagiaan hari Valentine tidak
harus dirayakan dengan cara seperti itu. Setiap orang punya cara yang berbeda
dalam merayakannya. Salah satunya cerita saya di hari Valentine di tahun 2015
ini.
Lourdes, nama seorang kawan lama saya
di SMA. Nama sebenarnya bukan itu. Nama itu diberikan sebagai nama asrama
ketika ia dahulu tinggal di asrama. Lourdes sedang berlibur di Jogjakarta.
Beberapa hari sebelumnya saya merencanakan untuk bertemu dengannya. Saya dan
Lourdes berencana untuk bertemu di salah satu Mall di Jogjakarta.
Hari Sabtu ini adalah hari Valentine.
Setelah membeli sesuatu di Gardena, saya segera meluncur ke Galeria Mall. Lama menunggu, ternyata dia baru saja bangun dari tidurnya. Mungkin dia masih lelah itu saja yang saya
pikirkan. Kurang lebih pukul 11:00 WIB, saya bertemu kembali dengan Lourdes.
Saling berjabat tangan dan senyum kami mengembang. Kurang lebih satu setengah
tahun sejak kami lulus dari bangku SMA, kami tidak pernah saling jumpa.
Menaiki lantai tiga Galeria Mall,
saya dan Lourdes bersantap siang di Subha. Setelah memesan menu makanan
yang kami inginkan, saya segera memilih tempat duduk yang strategis. Obrolan
demi obrolan berlangsung dengan asyik sampai makanan yang kami pesan datang.
Saat sedang melihat ponsel yang saya bawa, tiba-tiba Lourdes berteriak,
“Putri....” Saya segera mengikuti arah mata Lourdes. Ternyata kami bertemu dengan
salah seorang teman kami yang lain. Teman sekelas dan seperjuangan di
bangku SMA. Dengan antusias, Putri mengajak kami untuk berselfie ria.
Bernostalgia sesaat memang sedikit mengurangi rasa rindu setelah satu setengah
tahun tidak jumpa dengan mereka.
Santap siang dimulai. Obrolan demi
obrolan kami ceritakan denga runtut. Saya dan Lourdes bercerita bagaimana hari-hari di bangku kuliah. Sejak lulus SMA, Lourdes memang melanjutkan studinya di
BINUS University di Jakarta Barat. Terlihat jelas berbeda bagaimana suasana
perkuliahan antara di Jogjakarta dan Jakarta. Saya benar-benar memanfaatkan
momen tersebut untuk berbagi cerita, berfoto bersama, dan tertawa bersama.
Seusai menyantap makan siang, saya
dan Lourdes kembali menikmati suasana di siang itu. Ia pun kembali bernostalgia ketika
masih sekolah di Jogja. Memang, anak-anak asrama di sekolah kami setiap hari
Sabtu pasti pergi ke Galeria Mall atau ke Ambarukmo Plaza. Mungkin hanya sekadar makan siang, berbelanja,
atau melakukan hal lainnya untuk mengusir kepenatan setelah seminggu beraktivitas.
Tempat mengobrol yang tadinya ada di
lantai tiga, kini berpindah di lantai satu. Kami duduk di sekitar kolam ikan
yang terdapat di sana. Lagi-lagi kami bertemu dengan Putri.
Dengan membawa tas plastik besar bertuliskan Sport Station, ia kembali berbaur dengan kami. Tiba-tiba di saat
kami sedang asyik mengobrol, ada seseorang yang menyapa kami dengan suaranya
dan lambaian tangannya. Ella, nama gadis yang menyapa kami itu. Putri secara
langsung memeluk dan merangkulnya, dan tak lupa berfoto ria bersama. Saya
sesaat sadar kalau kami berempat pernah menjadi satu kelompok untuk mencari dan
mewawancarai orang Jerman di kawasan Keraton Yogyakarta dan Sosrowijayan. Hal itu kembali terulang, di Galeria Mall, di Jogjakarta.
Waktu memang sudah menunjukkan pukul 13:00 WIB. Satu persatu dari kami mulai berpamitan. Sebenarnya masih banyak
cerita yang ingin saya sampaikan. Memang Hari Valentine 2015 ini menjadi sebuah
reuni yang tak terduga dan tidak terencana. Sebuah pertemuan tanpa rencana namun membawa saya pada
nostalgia di masa SMA bersama dengan mereka. Bagi saya hari Valentine tidak
melulu dengan memberikan bunga atau cokelat, melainkan dengan cara berbagi
cerita, keceriaan, dan kasih sayang dengan sahabat lama.
Selamat Hari Valentine! Semoga kasih
sayang yang kalian berikan selalu tulus untuk orang yang kalian sayangi.
Godspeed! :)
Yogyakarta, 14 Februari 2015
23:49 WIB
-Amateur Writer-