Posts

Showing posts with the label Cerpen

Penikmat Pagi dalam Secangkir Rindu

Image
Udara pagi selalu segar menyapa penikmat pagi. Tetesan embun juga menyambut penikmat pagi untuk kembali beraktivitas. Pagi itu, penikmat pagi sedang menikmati liburannya. Satu semester yang dijalaninya sudah usai, kini saatnya penikmat pagi menikmati kehidupan normalnya. Pagi-pagi kemarin, ia tidak bisa menikmati paginya. Ia harus berkutat dengan masalah-masalahnya, ujian kahir yang menghabiskan rutinitas normalnya. Ia harus berkutat dengan tumpukan-tumpukan buku tebal yang begitu melelahkan untuk dibaca. Hari ini penikmat pagi bangun pukul lima, lalu mencuci muka dan bersiap untuk menikmati udara segar di pagi hari. Penikmat pagi sudah lama meninggalkan hobinya, bersepeda. Pagi-pagi kemarin, penikmat pagi selalu lelah dan bangun kesiangan. Ia tak sempat untuk melakukan hobinya, namun kali ini ia sudah siap, begitu katanya. Langit masih terlihat gelap. Udara dingin menyapanya ketika ia mengayuh sepedanya. Sisa hujan semalam yang mungkin menciptakan udara dingin itu. Ia tidak...

Aroma Senja Kala Itu

Image
  Senja selalu bercerita. Senja selalu membawa kesan istimewa. Senja selalu membawa kenangan bagi penikmatnya. Aroma pemandangan yang khas menggambarkan semburat jingga di ufuk barat. Para penikmatnya tak lelah untuk bermain di bawah senja yang masih sama kala itu. Jumat yang lalu, 10 Juni 2016. Para penikmat senja berkumpul di sebuah lapangan basket. Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai latihan. Berlari lima putaran yang kurang lebih sekitar dua kilometer. Keringat bercucuran, lelah menghadang, dan nafas mulai terengah-engah. Namun para penikmat senja ini tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik. Tak cukup hanya dengan berlari, mereka kembali ke lapangan untuk melakukan pemanasan berikutnya di sana. Sang pelatih mulai mengeluarkan peluitnya dan mulai meneriakkan semangat untuk para penikmat senja. Suara peluit mulai terdengar dan beberapa dari mereka mulai berlari mengitari lapangan, melompat, berteriak. Tak hanya sekali dua kali, namun berkali-kali. L...

Kerinduan dan Kisah yang Masih Tersisa

Image
Hari ini ujian akhir semester telah usai, itu tandanya semester enam yang saat ini aku jalani juga sudah berakhir. Sebenarnya masih ada beberapa ujian yang harus dikerjakan take home . Entah kenapa, hari ini jadi hari yang WOW setelah berakhirnya ujian? Selo? Mencicil selo. Mungkin itu yang ingin aku lakukan di saat liburan nanti. Hari ini, sebenarnya bukanlah hal yang aneh untuk berkunjung ke sekolah lama, yakni SMA. Entah mengapa SMA khusus putri ini menjadi tempat yang begitu favorit selanjutnya. Tadinya tidak pernah terpikirkan untuk datang kembali, tetapi karena punya kenalan Dek Vina di sana, lumayan lah aku jadi sering main ke sana. Guru-guru yang beberapa masih sama, masih ingat dengan muka dan nama, masih ingat dengan pengalaman yang pernah dijalani di sana. Bahkan Dek Vina pun punya misi untuk mempertemukanku dengan salah satu guru favoritku di sana, Frau Endah yang adalah guru bahasa Jerman. Siang tadi, tepatnya di Pendopo SMA Stella Duce 2, sengaja aku, Dek Vina,...

Valentine 2014 dan 2015: Ini Cerita Saya, Bagaimana Ceritamu?

Image
Hari Valentine adalah hari kasih sayang. Biasanya pada momen ini banyak orang akan memberikan cokelat atau bunga kepada orang yang mereka kasihi; pacar, sahabat; atau kerabat dekat mereka. Tetapi, ada sisi lain dari peristiwa di hari Valentine tersebut, sedih, senang, dan bahkan WOW! Mungkin saja ini adalah ceritanya…. Hari Valentine tahun lalu di tahun 2014 menjadi sebuah peristiwa yang begitu menarik, karena di Kota Jogjakarta ini terkena abu vulkanik dari Gunung Kelud. Memang, Gunung Kelud berlokasi sangat jauh dari Kota Jogjakarta, namun bagaimana lagi karena arah angin menuju ke arah barat sehingga abu vulkanik tersebut sampai di Kota Jogjakarta ini.  Hari itu bertepatan dengan hari Jumat di mana saya memasuki awal semester 2. Pagi hari yang biasanya cerah, namun kali itu mendung menaungi langit Kota Jogjakarta ini. Terdengar suara Bapak pagi itu, “Hujan abu.” Saya tidak tahu dari manakah asal abu vulkanik tersebut. Gunung Merapi? Sepertinya tidak terdengar k...

KARTU POS KE-365

“Kamu yakin kartu pos ke-365 pasti dari Bagas di tahun baru ini?” tanya Nina yang kembali menyesap susu cokelat hangat ketika kami berada di sebuah kafe. “Aku gak yakin dia masih inget sama kita semenjak dia pindah ke luar negeri.” “Berharap tentu boleh, Na,” kulirik jendela di samping kiriku. Terlihat jelas warna jingga di angkasa dan cakrawala yang mulai menggambarkan semburat senja. Hening. Kami berada di dalam pikiran kami masing-masing. Mengingat keakraban kami dan mengulas kembali hobi kami untuk mengoleksi kartu pos dari setiap daerah dan negara. Kulihat kembali wajah Nina yang juga menerawang ke luar sana. Menikmati senja yang tak kunjung menghilang dari hadapan kami. Segelas susu cokelat yang kini sudah mulai dingin tak kami hiraukan demi menikmati dua hari senja terakhir di akhir tahun 2014 ini.  Lampu-lampu jalan kini sudah sebagian menyala, gedung-gedung tinggi di sekitar kafe itu pun ikut menggambarkan betapa modernnya negeri ini, mana mungkin sekarang zam...