Posts

Showing posts from June, 2016

Pagi, Hujan, dan Segelas Rindu “Susu Cokelat”

Image
Pagi ini hujan. Hujan turun ketika para penikmat pagi tengah tertidur dan bersantap sahur. Beberapa jam kemudian hujan telah berhenti dengan menyisakan genangan air di jalanan, langit yang mendung, dan atap rumah yang basah. Para penikmat pagi yang cerah seolah tidak bersemangat dengan suasana yang mendukungnya untuk kembali tidur. Para penikmat pagi harus tetap beraktivitas di dalam maupun di luar rumah di kala hujan. Menyaksikan dedaunan yang basah dan kembali segar setelah diguyur butiran-butiran air dari langit. Warna hijau daun yang begitu sedap dipandang mata membuat hati dan pikiran para penikmat pagi tak ingin menyia-nyikannya. Membuat hati dan pikiran para penikmat pagi menjadi tenang. Kuasa-Nya memang selalu indah dan selalu tepat pada waktunya. Memberikan kesegaran dan kesejukan pagi bagi para penikmat pagi yang hendak kembali bekerja. Sebelum melakukan kegiatan di pagi yang mendung dan hujan, para penikmat pagi tak lupa untuk menenguk segelas rindu yang disaj

Aroma Senja Kala Itu

Image
  Senja selalu bercerita. Senja selalu membawa kesan istimewa. Senja selalu membawa kenangan bagi penikmatnya. Aroma pemandangan yang khas menggambarkan semburat jingga di ufuk barat. Para penikmatnya tak lelah untuk bermain di bawah senja yang masih sama kala itu. Jumat yang lalu, 10 Juni 2016. Para penikmat senja berkumpul di sebuah lapangan basket. Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai latihan. Berlari lima putaran yang kurang lebih sekitar dua kilometer. Keringat bercucuran, lelah menghadang, dan nafas mulai terengah-engah. Namun para penikmat senja ini tetap berjuang untuk memberikan yang terbaik. Tak cukup hanya dengan berlari, mereka kembali ke lapangan untuk melakukan pemanasan berikutnya di sana. Sang pelatih mulai mengeluarkan peluitnya dan mulai meneriakkan semangat untuk para penikmat senja. Suara peluit mulai terdengar dan beberapa dari mereka mulai berlari mengitari lapangan, melompat, berteriak. Tak hanya sekali dua kali, namun berkali-kali. Latih

Semester Enam Telah Berakhir

Image
Semester enam diawali dengan cerita-cerita pengalaman seputar Kuliah Kerja Nyata. Banyak dari kami yang memang sudah mengambil mata kuliah itu di semester lima. Beragam kisah yang tiada habisnya untuk diceritakan. Banyak juga perjumpaan dengan orang-orang baru, yang tadinya tidak akrab menjadi akrab, yang sudah akrab menjadi semakin akrab. Di semester enam ini pun aku merasa benar-benar diuji, dari mulai kesabaran hingga ketekunan untuk menjalani semester enam. Banyak yang mengeluhkan akan adanya banyak tugas yang bisa atau tidak bisa selesai dengan tepat waktu. Di semester enam ini pun, para dosen sudah mengejar-ngejar kami untuk mulai memikirkan bahan skripsi di semester delapan nanti, apakah itu yang berhubungan dengan linguistik, sastra, atau pendidikan. Di semester enam ini pula, aku juga belajar bagaimana teknik mengajar yang baik. Memang masih dikatakan harus banyak belajar dari kesalahan dan pengalaman di mata kuliah Micro Teaching . Pengalaman menantang ada di mata

Kerinduan dan Kisah yang Masih Tersisa

Image
Hari ini ujian akhir semester telah usai, itu tandanya semester enam yang saat ini aku jalani juga sudah berakhir. Sebenarnya masih ada beberapa ujian yang harus dikerjakan take home . Entah kenapa, hari ini jadi hari yang WOW setelah berakhirnya ujian? Selo? Mencicil selo. Mungkin itu yang ingin aku lakukan di saat liburan nanti. Hari ini, sebenarnya bukanlah hal yang aneh untuk berkunjung ke sekolah lama, yakni SMA. Entah mengapa SMA khusus putri ini menjadi tempat yang begitu favorit selanjutnya. Tadinya tidak pernah terpikirkan untuk datang kembali, tetapi karena punya kenalan Dek Vina di sana, lumayan lah aku jadi sering main ke sana. Guru-guru yang beberapa masih sama, masih ingat dengan muka dan nama, masih ingat dengan pengalaman yang pernah dijalani di sana. Bahkan Dek Vina pun punya misi untuk mempertemukanku dengan salah satu guru favoritku di sana, Frau Endah yang adalah guru bahasa Jerman. Siang tadi, tepatnya di Pendopo SMA Stella Duce 2, sengaja aku, Dek Vina,

STERO, Sekolah Homogen yang Tidak Pernah Terbayangkan Sebelumnya

Image
Sebenarnya cerita ini sudah di publish di Majalah Bikar, majalah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada bulan Mei lalu. Kurang lengkap kalau belum berbagi di blog. Enjoy! :) Sudah hampir tiga tahun saya menjadi alumni Stero. Sudah cukup tua kah? Hahaha. Ya, pada awalnya saya memang tidak tahu di manakah Stero itu berada, namun saya tahu kalau Stero merupakan sekolah homogen. Saya tidak pernah membayangkan akan bersekolah di sekolah homogen yang siswinya perempuan semua, bagaimana ceritanya tiga tahun tanpa siswa dan isinya siswi semua? Sampai-sampai ada istilah no man no cry . Di Stero inilah saya dan teman-teman harus membuktikan kalau kami juga tidak kalah dengan sekolah yang bersifat heterogen. Di Stero saya bertemu dengan teman-teman yang mayoritas malah datang dari luar Jawa. Stero merupakan Indonesia mini, perbedaan karakter saling melengkapi untuk menyatukan Indonesia mini tersebut. Indonesia mini ini saya temukan ketika saya berada di kelas Bahasa. Kelas Bahasa terkada