Gelang Tridatu: Menyimpan Filosofi Unik dalam Masyarakat Hindu Bali



Om Swastiastu….

Uh! Cukup berat ya judul yang aku tulis di atas. Namun, hal ini menjadi hal yang menarik untuk aku bagikan. Mungkin banyak di antara kalian bertanya-tanya, apa sih gelang Tridatu? 

Oke! Setelah membaca berbagai artikel tentang makna gelang Tridatu di Mbah Google, aku mendapatkan pencerahan tentang makna filosofis gelang ini dan makna tersebut memang begitu apik untuk disimak serta dipahami baik bagi mereka yang beragama Hindu maupun non-Hindu.

***
Tepatnya akhir tahun 2017 lalu, aku dan teman-teman berlibur ke Bali. Cerita di Bali pernah aku sampaikan menjadi dua sesi di post sebelumnya: Holiday. Why did I choose Bali? #1 dan Holiday. Why did I choose Bali? #2. Ketika hari kedua di Bali, aku dan teman-teman diantar oleh Pak Dewa, tour guide yang mengantar kami dari Jimbaran ke Ubud dan kembali ke Denpasar. Saat itu aku memang tidak begitu “ngeh” dengan sebuah gelang yang dipakai oleh Pak Dewa. Aku berpikir itu hanya gelang biasa yang memang sengaja dipakai. Namun, ternyata aku salah. Dibalik gelang dengan tiga warna tersebut atau gelang Tridatu, ada filosofi tersendiri yang hendak disampaikan, terkhusus mereka yang memeluk agama Hindu Bali.

Dalam perjalanan, entah saat itu aku dan teman-teman sepertinya dari Agro Wisata Segara Windhu Tampaksiring, Pak Dewa menjelaskan sedikit mengenai makna gelang yang beliau pakai di tangan kanannya tersebut. Samar-samar aku hanya mendengar beberapa patah kata yang beliau sampaikan karena aku duduk di belakang waktu itu. Setelah mengetahui bentuk dan makna filosofis di dalamnya, akupun tertarik untuk memiliki gelang seperti yang dipakai oleh Pak Dewa, namun apakah dijual bebas? pikirku. 


Di hari berikutnya ketika aku dan teman-teman membeli oleh-oleh di Pasar Kumbasari. Di sana aku menemukan ada banyak sekali gelang Tridatu yang seperti di pakai Pak Dewa, namun tentu saja bentuknya berbeda karena yang dijual di pasaran adalah gelang yang digunakan untuk bergaya. Saat itu aku belum tahu bahwa nama gelang tersebut adalah gelang Tridatu, namun aku mengingat warna yang terdapat pada gelang tersebut. Gelangnya sederhana saja dan terdiri dari tiga warna, yakni nitam, merah dan putih. Aku ingat sedikit percakapan yang disampaikan Pak Dewa saat itu bahwa gelang tersebut memiliki simbol kepercayaan tiga dewa yang terkenal bagi umat Hindu, yakni Brahma, Wisnu dan Siwa. Sontak saja aku ingin membeli gelang tersebut, hanya saja sedikit ada keraguan karena aku berpikir nanti di Jogja pasti ada yang menjualnya.

Sekembalinya dari Bali, ada rasa menyesal karena ketika di Pasar Seni Kumbasari Denpasar kemarin, aku tidak membeli gelang Tridatu. Setelah survey ke tiga tempat, yakni Hamzah Batik, Malioboro, dan Sunmor (Sunday Morning) UGM; aku sama sekali tidak menemukan gelang Tridatu. Cukup menarik, batinku, karena gelang ini memang hanya dijual di Bali (tentu toko online menjualnya dengan harga yang mahal). Hingga saat itu, temanku mengatakan kalau ia akan mengunjungi eyangnya di Bali, akupun segera memesan gelang Tridatu karena penasaran. 

Rasa penasaranku kambuh lagi hingga akhirnya membaca beberapa artikel dari Mbah Google tentang makna gelang Tridatu. Mengapa diberi nama gelang Tridatu? 


Gelang Tridatu yang mana mempunyai makna etimologi tri berarti tiga dan datu berarti kekuatan. Gelang yang terdiri dari warna hitam, putih, dan merah ini, masing-masing warna juga memiliki makna tersendiri, seperti tiga dewa yang terkenal dalam agama Hindu. Banyak juga umat Hindu Bali memercayai akan kekuatan yang dimiliki oleh gelang Tridatu ini dan ada kalanya mereka harus dipakai di saat upacara-upacara keagamaan tertentu. Gelang ini pun juga dipercaya memiliki kekuatan magis yang bisa melindungi dari kekuatan negatif bagi yang percaya, sampai ada yang mengatakan kalau gelang ini jangan digunting, tapi biarkan saja ia putus sendiri. Biasanya gelang Tridatu akan awet selama empat sampai lima bulan ketika dipakai dan ada juga yang awet hingga bertahun-tahun lho. Oleh karena itu, menurutku pribadi kembali pada masing-masing pribadi ingin percaya atau tidak dengan makna filosofis dari gelang Tridatu ini. Selain itu, bagi umat non-Hindu juga diperbolehkan untuk memakai gelang ini meskipun hanya sekadar untuk trend fashion.


Sumber inspirasi cerita:


Matur Suksma…


Yogyakarta, 5 Maret 2018
Maria Ardianti Kurnia Sari
18.09 WIB

Popular posts from this blog

Filosofi Stik Es Krim

Doa Harian Ibu Teresa