Pagi, Hujan, dan Segelas Rindu “Susu Cokelat”


Pagi ini hujan. Hujan turun ketika para penikmat pagi tengah tertidur dan bersantap sahur. Beberapa jam kemudian hujan telah berhenti dengan menyisakan genangan air di jalanan, langit yang mendung, dan atap rumah yang basah. Para penikmat pagi yang cerah seolah tidak bersemangat dengan suasana yang mendukungnya untuk kembali tidur.
Para penikmat pagi harus tetap beraktivitas di dalam maupun di luar rumah di kala hujan. Menyaksikan dedaunan yang basah dan kembali segar setelah diguyur butiran-butiran air dari langit. Warna hijau daun yang begitu sedap dipandang mata membuat hati dan pikiran para penikmat pagi tak ingin menyia-nyikannya. Membuat hati dan pikiran para penikmat pagi menjadi tenang. Kuasa-Nya memang selalu indah dan selalu tepat pada waktunya. Memberikan kesegaran dan kesejukan pagi bagi para penikmat pagi yang hendak kembali bekerja.

Sebelum melakukan kegiatan di pagi yang mendung dan hujan, para penikmat pagi tak lupa untuk menenguk segelas rindu yang disajikan dengan hangat. Segelas rindu berupa susu cokelat yang selalu memberikan ketenangan di hawa yang begitu dingin ini. Sambil menyaksikan kembali turunnya hujan yang membasahi jalanan beraspal itu. Segelas rindu susu cokelat memang selalu memberikan kesan dan ketenangan bagi para penikmat pagi. Mereka seolah kembali bertenaga untuk melanjutkan impian mereka untuk melayani banyak orang di luar sana.

Hujan, yang tak mampu membuyarkan semangat para penikmat pagi hari ini. Deru bebek besi dan kendaraan lain saling beradu di jalanan, saling mendahului untuk sampai di tempat tujuan. Ada sebagian penikmat pagi yang melangkahkan kaki dengan cepat seolah tak ingin tersaingi oleh turunnya hujan. Sebagian besar dari mereka sedang berpuasa. Cuaca dingin seperti ini juga tak mampu untuk menyurutkan niat mereka ketika berpuasa.

Matahari yang masih ingin melanjutkan tidurnya, bersembunyi di balik awan mendung pagi hari. Segelas kerinduan, segelas susu cokelat telah memberikan semangat. Semangat untuk bisa terus giat melawan hujan dan pagi yang mendung. Para penikmat pagi begitu tampak menikmatinya. Suara cipratan air di jalanan, suara burung-burung kecil yang bermain air membuat para penikmat pagi seolah menikmati alunan musik dari alam. Membiarkan mendung dan rintik hujan menanungi pagi hari para penikmati pagi.


*Dokumentasi:

Candi Ganjuran dan Hujan: Maria Ardianti Kurnia Sari
Secangkir Susu Cokelat: Vina Kanasya



Maria Ardianti Kurnia Sari
Yogyakarta, 23 Juni 2016
09:57 WIB


Popular posts from this blog

Filosofi Stik Es Krim

Gelang Tridatu: Menyimpan Filosofi Unik dalam Masyarakat Hindu Bali

Doa Harian Ibu Teresa