Menikmati Semester 6 dengan Cara Sederhana


Setiap orang pasti memiliki waktu luang. Setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk menikmati waktu luang itu. Ada banyak cara tergantung bagaimana kita menikmatinya, misalnya saja jalan-jalan keluar rumah, berkebun, atau hanya sekadar bersantai menikmati udara segar. Di cerita sebelumnya saya mengulas mengapa saya memiliki passion dibidang menulis, itu adalah salah satu hobi saya di waktu luang. Ide tidak langsung datang begitu saja, tetapi melalui proses yang mungkin agak rumit.

Selama ini saya kuliah di Universitas Sanata Dharma program studi Pendidikan Bahasa Inggris, namun entah mengapa hampir semua koleksi novel yang saya miliki justru berbahasa Indonesia. Pelampiasan? Bisa saja. Terkadang manusia juga memiliki tingkat kejenuhannya masing-masing. Hal-hal yang biasanya dilakukan setiap hari, pada saat tertentu akan berubah dan bahkan tidak sesuai dengan apa yang mereka geluti. Entah mengapa, akhir-akhir ini juga saya sedang menyukai karya-karya dari sastrawan lama seperti Seno Gumira Ajidarma dan Arswendo Atmowiloto. Novel-novel karya mereka memang patut diacungi jempol karena dengan penggunaan bahasa yang sederhana, akan masuk ke hati para pembacanya. Dari membaca itulah, banyak ide dan imajinasi yang berdatangan dan sayang untuk dilewatkan.

Ditengah kesibukan di semester enam ini, saya memang berusaha untuk mencari-cari waktu luang. Banyak sekali kegiatan ketika selesai kuliah, entah itu belajar kelompok untuk presentasi, membuat karya tulis atau paper, FGD (focus group discussion), dan baru-baru ini juga disibukkan membantu universitas untuk membuat sebuah buku dari hasil wawancara. Waktu luang tetapi tidak terlalu luang. Apa maksudnya? Disela-sela kesibukan itulah saya harus pintar-pintar mencari waktu untuk membagi pikiran dan hati untuk melakukan hobi saya. Di waktu luang, selain menulis biasanya saya juga membaca novel. Namun novel yang kali ini saya baca adalah novel berbahasa Inggris. Novel berbahasa Inggris dengan judul Miss Peregrine’s Home for Peculiar Children yang saat ini menemani saya untuk menikmati waktu luang. Sebenarnya novel ini akan saya gunakan untuk salah satu mata kuliah, yakni Research Methods. Setelah berpikir panjang, mengapa saya memilih novel untuk Research Methods karena saya sekarang sudah memikirkan akan meneliti apa ketika penulisan skripsi nanti.

Novel identik dengan karya sastra atau literature. Inilah yang sekarang sedang saya perdalam. Menelaah unsur intriksik dan ekstrinsik yang terdapat di dalam novel. Memikirkan aliran apa yang digunakan, apakah itu sosiologi, psikologi, feminisme, atau aliran lainnya. Dengan cara inilah, saya memanfaatkan waktu luang itu untuk membaca novel. Memahami setiap baris dari kata-kata yang sudah tertulis di sana. Mungkin banyak orang juga berpendapat, “Kok selo sih baca novel pas lagi sibuk-sibuknya?” Saya juga berpikir, selo? Ini untuk tugas juga.

Entah karena tuntutan dan ketepatan waktu atau rasa penasaran, beberapa novel berbahasa Indonesia yang belum selesai saya baca, saya tinggalkan di rak begitu saja. Mencari hal baru dengan membaca novel berbahasa Inggris ini. Sederhana saja; hanya duduk, memegang pensil dan penghapus, kamus bilingual, dan mungkin secangkir kopi untuk menikmati indahnya karya sastra ini.


“I did not go to any creative writing workshop; I did not major in literature. If I can write, anyone can write. All it needs is imagination.” ~ Vikas Swarup.


Maria Ardianti Kurnia Sari
Yogyakarta, 3 April 2016
19:10 WIB

Popular posts from this blog

Filosofi Stik Es Krim

Gelang Tridatu: Menyimpan Filosofi Unik dalam Masyarakat Hindu Bali

If We Hold On Together