Liburan Keren
Semester tujuh sudah di depan mata. Liburan
kali ini terasa berbeda dari yang sebelumnya. Berawal dari libur lebaran bulan
lalu, sepupuku datang dari Jakarta. Mungkin bagi teman-temanku dan sebagian
orang, itu hal yang biasa, tapi bagiku itu hal yang keren dan istimewa.
Asta namanya.
Ia baru berusia satu tahun di tahun ini. Ia bukanlah anak penakut ataupun
pemalu seperti kebanyakan anak kecil, mungkin itu adalah dampak dari lingkungan
disekitarnya. Om dan Tanteku memang bekerja di lingkungan pertelevisian. Omku adalah
seorang kameramen, dan Tanteku bekerja sebagai broadcaster di MNC TV. Hal itu mungkin yang membuatnya terbiasa
untuk bertemu dengan banyak orang baru.
Liburan ini, akhirnya aku ketemu pantai!
Kataku ketika itu. Yap! Entah kapan terakhir kalinya aku pergi ke pantai. Hanya
lautan luas di depan mata, jauh dari polusi udara yang membuat udara semakin
pengap. Hari itu hari Minggu, aku dan sepupuku pergi ke Pantai Parangtritis. Masih
dalam suasana libur lebaran, pukul enam pagi pun Pantai Parangtritis pun sudah
dipadati pengunjung yang mencari kesejukan pagi hari. Sang surya dari balik
bukit dengan percaya diri menampakkan dirinya, mengubah gelap menjadi terang. Semakin
siang pengunjung semakin memadati area pantai ini. Sudah saatnya aku dan
sepupuku menikmati sarapan pagi di sebuah angkringan tak jauh dari bibir pantai.
Tiga jam sudah menikmati petualangan seru dan baru bersama mereka, saatnya pulang
ke rumah simbah untuk mandi pagi dan melanjutkan aktivitas selanjutnya.
Petualangan seru selanjutnya tak
berhenti ketika hari beranjak malam. Malam harinya aku pun diajak untuk
menikmati suasana di Alun-alun Paseban Bantul. Mungkin ini semacam alun-alun
kidul versi Bantul. Ada banyak wahana permainan di sana, para sepupu sudah
sibuk dengan keasyikan mereka masing-masing. Jajanan kecil ketika aku duduk di
bangku SD pun ada di sana, telur puyuh goreng yang dicetak menggunakan cetakan
kecil. Tentu masih ingat bukan?
Pukul delapan malam kami pulang. Untung tidak hujan, kalau hujan pasti pasar malam itu tidak ada. Adik-adik sepupuku sudah siap untuk tidur ketika pukul setengah sembilan malam. Hanya di rumah simbah, semua terlihat menentramkan. Jauh dari suasana keramaian kota.
Pukul delapan malam kami pulang. Untung tidak hujan, kalau hujan pasti pasar malam itu tidak ada. Adik-adik sepupuku sudah siap untuk tidur ketika pukul setengah sembilan malam. Hanya di rumah simbah, semua terlihat menentramkan. Jauh dari suasana keramaian kota.
Asta akan kembali ke Jakarta pada hari
Selasa pagi. Sejak hari Senin, Om dan Tante terlihat sibuk berkemas-kemas. Yap!
Lebaran tahun ini di mana-mana macet total. Biasanya Jogja-Jakarta bisa
ditempuh selama tujuh jam, namun kali ini tak cukup sehari, bahkan bisa dua
hari perjalanan!
Libur lebaran yang singkat namun
mengesankan. Bertemu dengan mereka yang jarang ditemui seolah waktu semakin
singkat dan entah kapan dapat bertemu dengan mereka lagi. Ini tentu menjadi satu hal utama untuk
menghargai waktu yang sudah diberikanNya untuk kita.
Dok. Pribadi
Maria Ardianti
Kurnia Sari
Yogyakarta, 7
Agustus 2016
20:27 WIB