Soto Mbah Mut: Cita Rasa Nostalgia di SD Karitas
Nostalgia. Satu kata yang memiliki
banyak arti. Menggambarkan memori masa lalu yang mengesankan. Karena nostalgia
pasti meninggalkan kesan terbaik di dalam memori kita. Masa di mana kita masih
kecil dulu. Saat duduk di bangku sekolah dasar misalnya. Enam tahun bersama
tentu saja meninggalkan banyak hal yang begitu mudah untuk dikenangkan.
Satu hal yang begitu istimewa ketika aku
menginjakkan kakiku kembali di SD Karitas, pasti langsung ada satu hal yang diingat,
makan soto di kantinnya Mbah Mut.
Ketika aku masih duduk di bangku kelas sekolah dasar, aku pernah mengalami harga satu mangkuk sotonya sekitar 500
sampai 2000 rupiah. Murah bukan? Entah apa yang membuat cita rasanya berbeda.
Mungkin sudah ramah di lidah penikmatnya.
"Aku ingat, dulu kalian cewek-cewek, pas SD suka makan sotonya Mbah Mut, pakai kerupuk. Harganya dulu masih 700 rupiah," kata Tiyok, salah satu teman SD.
Pada zaman sekolah dasar, memang kami
setiap kali istirahat selalu menikmati soto di kantin Mbah Mut. Pesan soto semangkuk,
komplit atau tanpa tambahan daun seledri atau dengan tambahan ekstra kulit
ayam. Aku dan teman-teman mengambil posisi duduk berhadapan dan mulailah
eksperimen kami saat itu. Ada yang menambahkan ekstra sambal, ada juga yang
menambahkan ekstra kecap, ataupun jeruk nipis sebagai pembangkit selera makan. Kalau
sudah pas dengan cita rasa kuah yang dibuat oleh masing-masing, mulailah sesi
berikutnya. Saling mencicipi kuah dari teman-teman yang lain. Serasa menjadi
dewan juri kontes memasak. Dan sentuhan terakhir tentu saja mencicipi semua
kuah yang dicampur menjadi satu, dalam satu sendok. Selain menikmati soto yang tersedia,
terkadang aku dan teman-teman masih menambah ekstra lauk pauk seperti: sate usus,
gorengan, atau saren. Sungguh mengesankan dan unik! Hahaha.....
***
Hari ini, aku diajak oleh sahabatku Otin
untuk sarapan di kantin Mbah Mut. Dia memang sengaja minta ditemani makan soto di
sana. Terlalu nikmat atau mungkin kangen atau mungkin sering sarapan di kantin Mbah
Mut. Soto legendaris yang sangat murah bagi penikmat soto. Mungkin sekarang harganya
3500 rupiah. Dengan harga yang masih terjangkau oleh anak-anak SD.
Sekitar pukul setengah sepuluh pagi, aku
dan Otin sampai di kantin Mbah Mut. Saat itu memang masih jam istirahat bagi
anak-anak SD Karitas. Jadi masih ada beberapa anak yang bermain disekitaran
kantin Mbah Mut. Menyapa Pak Tri yang merupakan penjaga sekolah. Sedikit mengulas
memori di zaman sekolah dasar yang berujung pada pertanyaan: sekarang sudah
semester berapa? Kuliah di mana?
Aku dan Otin, masing-masing dari kami memesan
semangkuk soto tak lupa ekstra lauk, yakni tempe mendoan (kami memang maniak
tempe. Hahahaha). Menikmati soto sembari bercengkerama. Mengingatkanku ketika
masa sekolah dasar, duduk bersama dan saling mencicipi kuah teman-teman yang
lain. Obrolan yang kami bahas pun tak jauh dari masa-masa sekolah dasar dan
masa-masa semester akhir di bangku kuliah; seputar KKN dan skripsi tentunya.
Sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah
Kulon Progo, aku dan Otin membayar pesanan masing-masing. Apakah kalian bisa menebak:
berapakah harga dua mangkuk soto dan empat buah gorengan? Hanya 9000 rupiah!
Murah bukan? Murah dan kenyang! Tidak rugi lah menikmati cita rasa nostalgia di
kantin Mbah Mut yang menawarkan menu andalannya, soto ayam.
Maria Ardianti Kurnia Sari
Yogyakarta, 25 Agustus 2016
23:34 WIB