Semester 7: Gimana Rasanya Kuliah?



Semester tujuh, aku teringat sebuah pertanyaan dari seorang sahabatku kala itu,

"Kuliah itu rasanya gimana?"

Sebuah pertanyaan sederhana yang sangat mudah dijawab, pikirku.

"Asyik kok...."

Sebuah jawaban singkat yang menggambarkan semuanya. 

***

Hari ini, 22 Agustus 2016. Setelah liburan panjang kurang lebih dua bulan, pada akhirnya berakhir juga. Sungguh liburan yang mengesankan, begitu sayang untuk dilewatkan. 

Semester ini, semester tujuh. Memulai petualangan, perjalanan, dan cerita baru yang akan mengisi hari-hari selama empat bulan ke depan. Semester tujuh yang singkat harus dinikmati dengan semangat. Memang di semester ini semua terasa singkat. Bagaimana tidak? Aku mengambil 8 SKS untuk semester ini. Tiga mata kuliah yang hanya dihabiskan dalam waktu dua hari selama satu minggu. Sisanya? Tentu saja belajar mandiri, mencari inspirasi entah itu dengan membaca buku atau hanya sekadar mengunjungi perpustakaan sembari bercengkerama dengan teman-teman.

Semester tujuh. Itu artinya tinggal satu semester lagi akan sering eksis di kampus. Secepat mungkin harus segera lulus dari sana.

"Saya sudah bosan melihat wajah kalian. Tahun depan kalian harus sudah pergi dari sini," kata salah satu dosenku.

Mengusir? Bukan! Itu adalah doa dari para dosen tercinta. Perjuangan dan petualangan selama empat tahun bahkan kurang akan ditentukan oleh usaha yang kita buat. Saling berkomitmen, saling memberikan semangat sudah menjadi makanan kami sehari-hari. 

Aku kembali teringat oleh percakapanku dengan sahabatku tadi. Sungguh mengesankan!

"Kita saling mendoakan ya. Nanti kalau aku pulang ke Jogja, aku ceritain gimana rasanya kuliah," katanya.

Perjuangan memang harus terus dilakukan. Jangan mengeluh! Itu pesan tersirat darinya. Di sana masih ada yang harus berjuang.

Kita berjuang bersama ya. Suka duka kita hadapi bersama. Saling mendoakan. Godspeed! kataku.



Maria Ardianti Kurnia Sari
Yogyakarta, 22 Agustus 2016
22:45 WIB

Popular posts from this blog

Filosofi Stik Es Krim

Gelang Tridatu: Menyimpan Filosofi Unik dalam Masyarakat Hindu Bali

If We Hold On Together